Senin, 02 April 2018

Bangunan Klasik yang ada di Korea Selatan


5 Bangunan Bergaya Klasik Di Jantung Kota Seoul


Hampir di setiap negara terdapat gedung-gedung tua bergaya klasik atau bergaya Renaissance. Gedung-gedung ini mungkin dulunya dibangun ketika pengaruh barat mulai diterima di suatu negara termasuk di Korea Selatan. Gedung-gedung ini tentu saja menjadi aset sejarah dan wisata bagi pemerintah setempat. Di kota Seoul sendiri terdapat beberapa gedung berarsitektur klasik yang bisa menjadi pilihan untuk dikunjungi saat berada di sana mengingat lokasinya pun berada di jantung kota Seoul (city of heart). Berikut 5 Bangunan Klasik yang berada di Kota Seoul.

1. Seoul Metropolitan Library (Seoul City Hall)
(sumber: Wikipedia)

Gedung yang dibangun pada tahun 1926, dulunya dikenal pula sebagai Seoul City Hall yang menjadi balai kota Seoul. Gedung yang menjadi salah satu landmark kota Seoul ini berdiri kokoh di area city hall. Perpustakaan umum yang besar ini tentu saja memiliki fasilitas yang bagus pula. Pengunjung bisa masuk dengan gratis tanpa dipungut biaya karena perpustakaan ini menyediakan pula library tour di mana pengunjung akan diperkenalkan tentang fasilitas yang terdapat di perpustakaan serta bagaimana menggunakannya. Info selengkapnya di sini. Selain buku-buku, di perpustakaan ini masih menyimpan peninggalan-peninggalan dari bangunan lama karena gedung ini telah direnovasi di tahun 2007 hingga tahun 2009. Peninggalan seperti basis baja, batu bata, ubin, cetakan, engsel, pintu, dan jendela juga dipajang di lantai 3. Perpustakaan ini beroperasi setiap hari Selasa – Minggu (Senin tutup) mulai pukul 9 pagi (9 AM) hingga 9 malam (9 PM).
(Ruang – ruang pada Seoul Metropolitan Library
sumber : visitseoul.net)

Di depan gedung City Hall terdapat Seoul Plaza yang merupakan sebuah taman rumput luas berbentuk persegi dan juga sebagai salah satu situs bersejarah karena tempat ini menjadi saksi bisu diadakannya gerakan kemerdekaan di tahun 1919 dan pro demokrasi di bulan juni 1987. Seoul Plaza semakin menarik setelah direnovasi dan diresmikan di tahun 2004. Taman rumputnya yang luas digunakan sebagai sarana relaksasi untuk warga kota. Di sini juga sering diadakan event bertajuk Hi! Seoul Festival. Di musim panas (summer season) kita dapat melihat Water Fountain yang nampak seperti trotoar dan akan menyemburkan air yang sangat tinggi dari lubang lantai ketika kita berjalan di atasnya.


(Sumber : visitseoul.net)

Di musim dingin (winter season), area taman rumput di City Hall akan tertutupi oleh salju dan akhirnya digunakanlah tempat itu sebagai area bermain ice skating yang murah meriah. Cukup membayar 1000 won (sekitar Rp. 10.000,- an) dan kita bisa bermain ice skating lengkap dengan peralatannya selama sejam.

(Sumber : KTO)

2. National Museum of Art, Deoksugung Palace
(sumber: Google)

Berdasarkan catatan sejarah, museum yang didirikan pada tahun 1969, menyimpan benda-benda seni yang ada di dalamnya di sebuah ruang pameran yang kecil di Gyeongbokgung Palace. Lalu di tahun 1973, benda-benda seni itupun dipindahkan ke Seokjojeon Hall yang terletak di sayap timur dan barat dari Deoksugung Palace. Museum ini terdiri dari 3 lantai dan memiliki 4 ruang pameran, toko seni, dan area relaksasi. Kita dapat melihat karya-karya klasik dari seni modern dan kontemporer.
Sebagaimana diketahui bahwa Deoksugung Palace adalah istana yang beberapa bangunannya merupakan perpaduan dari arsitektur tradisional Korea dan barat. Demikian pula Seokjojeon Hall, yang memadukan struktur kayu dan batu dari tradisi Korea dan barat baik dari segi interior maupun eksterior. Di luar museum terdapat taman yang indah dengan kolam air mancurnya dan sering dikunjungi oleh banyak orang untuk bersantai.
(sumber : visitseoul.net)
Museum ini beroperasi setiap hari Selasa – Kamis mulai pukul 9 pagi (9 AM) sampai pukul 6 sore (6 PM) dan Jum’at – Minggu mulai pukul 9 pagi (9 AM) sampai pukul 8.30 malam (8.30 PM), dan tutup setiap hari Senin. Dikenakan biaya masuk sebesar 1.000 won untuk dewasa (19 – 64 tahun) dan 500 won untuk anak dan remaja (7 – 18 tahun).


3. Culture Station Seoul 284 (Old Seoul Station)

 
(sumber : visitseoul.net)

Berdasarkan catatan sejarah, stasiun ini dibangun mulai Juni 1922 sampai September 1925 dan dirancang oleh Tsukamoto Yasushi, seorang professor dari Tokyo University. Stasiun ini awalnya bernama stasiun kereta api Namdaemun. Namun setelah masa kemerdekaan Korea Selatan dari Jepang, namanya pun diubah menjadi stasiun kereta Seoul dan menjadi stasiun pusat kota Seoul selama 80 tahun. Namun di tahun 2004, Seoul mulai menggunakan KTX dan membangun stasiun yang sesuai. Di tahun 2011, stasiun tua ini direnovasi dan dibangun lagi sebagai pusat multikultural. Namanya pun berganti menjadi Culture Stasion Seoul 284 melalui sebuah kontes penamaan.
Di lantai 1 kita dapat melihat main hall, lobi, kubah, beserta 12 pilar batunya. Pada langit-langit stasiun, ada kaca patri yang bergambar tarian tradisional Korea, “Kang Kang Su Won Le”. Juga ruang tunggu VIP kini digunakan sebagai ruang pameran.

(sumber : visitseoul.net)

Di lantai 2 terdapat ruang pameran dan juga merupakan ruang yang paling indah selain Main Hall (lantai 1).  Ada ruang pameran, sebuah restoran besar, dan sebuah restoran kecil di antara restoran besar dan ruang kantor.

(sumber : visitseoul.net)

Tempat ini beroperasi setiap hari Selasa – Minggu (Senin tutup) mulai pukul 10 pagi (10 AM) sampai pukul 7 malam (7 PM).

4. Appenzzeller Noble Memorial Museum

Berdasarkan catatan sejarah, Institut Pai Chai merupakan lembaga pendidikan Korea pertama yang bergaya barat modern dan didirikan pada tahun 1885 oleh seorang misionaris berkebangsaan Amerika, Henry Appenzeller.  Pai Chai sendiri dinamakan oleh Kaisar Go Jong setahun kemudian (1886) yang berarti “mengelola orang-orang yang berbakat”. Beberapa alumninya yang terkenal dan telah memberikan perubahan besar pada sejarah modern Korea , seperti Presiden pertama Korea Syngman Rhee (1875-1965), Sarjana Korea Si-Gyeong Ju (1876-1914), dan penyair Kim So-wol (1902-1934). Institut ini juga telah memperkuat reputasi mereka di bidang olahraga atletik.

(sumber : visitseoul.net)

Sebuah aula yang terletak di bagian timur dibangun pada tahun 1916 dengan arsitektur modern dan memiliki sejarah yang mendalam. Pada tahun 2008, tempat itu dijadikan sebagai Appenzeller Noble Memorial Museum yang diambil dari nama pendirinya. Dan beginilah suasana di dalam museum ini :



(sumber : visitseoul.net)

Museum ini beroperasi setiap hari Selasa – Minggu (Senin tutup) mulai pukul 10 pagi (10 AM) sampai pukul 5 sore (5 PM) dan tidak dikenakan biaya untuk memasuki museum ini (gratis).

5. Son Kee Chung Memorial Hall

(sumber : visitseoul.net)

Son Kee Chung Memorial Hall dibuka pada tanggal 14 Oktober 2012 dalam rangka memperingati 100 tahun kematian Son Kee Chung (손기정), seorang atlit marathon yang saat itu terdaftar sebagai atlet Jepang namun keberhasilannya dalam meraih medali emas di olimpiade Berlin di tahun 1936 dihargai dan dipuji oleh warga Korea saat itu. Ruang memorial menceritakan kisah Son Kee Chung melalui video animasi dan game tentang bagaimana Son Kee Chung memenangkan satu medali emas yang paling terhormat Olimpiade Berlin 1936.
(sumber : visitseoul.net)

Museum ini beroperasi setiap hari Senin – Sabtu (Minggu tutup) mulai pukul 10 pagi (10 AM) sampai pukul 6 sore (6 PM). Untuk menuju ke tempat ini cukup dengan menggunakan subway menuju ke Seoul Station (Line 1 or 4, Exit 1) dan berjalan sekitar 800m. Atau menuju ke Chungjeongno Station (Line 2 or 5, Exit 5) dan berjalan sekitar 500m.
Demikianlah bahasan tentang bangunan bergaya klasik yang terletak di jantung kota Seoul tepatnya di area City Hall dan Seoul Station, sebagaimana yang pernah kubaca di sebuah buku panduan wisata Korea jika area itu dijuluki sebagai city of heart-nya kota Seoul. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa bangunan-bangunan seperti itu masih terdapat pula di area lainnya di kota Seoul.


Sumber:



Sabtu, 17 Maret 2018

Perkembangan Arsitektur Korea Selatan


Ø Sejarah Perkembangan Arsitektur Korea Selatan

Sejarah perkembangan arsitektur di Korea dapat dibagi menjadi sembilan masa yaitu :
§  Zaman kuno
Arsitektur awal di Korea disebut periode kuno yang berkembang pada zaman neolitikum sampai sekitar abad ke-7. Contoh bangunan yang ada bernama rumah rumah lobang di Zaman Tembikar Jeulmun. Pada zaman ini rumah hanya memiliki ruang sederhana yaitu tempat perapian, tempat penyimpanan barang berupa lubang, dan tempat untuk bekerja dan tidur.
Contoh bangunan yang ada bernama Prehistoric Pit House di zaman barang tembikar Jeulmun. Pada zaman ini rumah hanya memiliki ruang yang sangat mendasar yaitu tempat perapian, tempat penyimpanan barang berupa lubang, dan tempat untuk bekerja dan tidur. Pada masa ini telah banyak ditemukan arsitektur berupa pagoda seperti gambar di bawah ini bernama Pagoda Silia.

§  Zaman Silla Bersatu
Gaya arsitektur Silla Bersatu yang berkembang pada abad 7 sampai abad ke-10. Pada masa ini pemerintahan Korea telah mengalami perubahan yang penting. Silla Bersatu mendapat pengaruh budaya Dinasti Tang dan pada saat yang bersamaan mengubahnya menjadi budaya yang sesuai kepribadian mereka. Saat itu merupakan periode waktu yang baik untuk berkembangnya seni pada bidang arsitektur. Sebuah istana kerajaan dibangun dengan taman dan kolam yang disebut Annap dengan terdapat batu yang berfungsi sebagai dinding pembatas dari bangunan itu. Desain bangunan kerajaan Silla berciri elegan dan indah.

§  Dinasti Goryeo
Arsitektur Dinasti Goryeo berkembang dari abad 10 sampai abad ke-14. Pada masa ini kebanyakan arsitekturnya terilhami dari agama Buddha. Dan hasilnya antara lain adalah kuil Buddha dan pagoda. Kebanyakan hasil arsitektur pada zaman ini terbuat dari bahan kayu.

§  Dinasti Joseon
Arsitektur Dinasti Joseon berkembang dari abad 14 sampai abad ke-19. Zaman ini merupakan langkah baru berkembangnya doktrin Neo-Konfusianisme. Doktrin ini yang membuat lahirnya paradigma arsitektur baru. Jaesil atau altar nenek moyang ditemukan di desa-desa dimana keluarga masing-masing berusaha menyediakan fasilitas terbaik untuk acara pemujaan di ruangan tersebut. Jongmyo didirikan di ibu kota pemerintahan untuk kegiatan penghormatan terhadap leluhur. Contoh bangunan pada zaman ini ialah Changdeokgungyang merupakan bangunan kerajaan.

§  Zaman Penjajahan Jepang
Arsitektur pada Zaman Pendudukan Jepang di Korea berkembang pada tahun 1910 sampai 1945. Pada masa inilah terjadi perubahan gaya arsitektur bergaya Jepang yang kemudian bernama "Arsitektur Jepang". Pada masa ini banyak orang Korea yang menolak untuk membangun rumah dengan gaya tradisional Korea. Contoh bangunan yang ada ialah desa Jeonju Hanok. Dilihat sekilas rumah pada zaman ini mirip dengan rumah gaya Jepang. Pada zaman ini Jepang menguasai Korea dalam sektor budaya. Banyak orang yang lebih senang menanam bonsai daripada tanaman lain. Jepang banyak mendirikan sekolah sehingga banyak pula sekolah Korea yang ditutup karenanya, dan banyak arsitek Korea yang kemudian lebih banyak mendesain bangunan dengan gaya Jepang daripada rumah gaya Korea sendiri. Pada masa ini Jepang mempengaruhi Korea sedemikian rupa sehingga Korea tertutup dengan perkembangan arsitektur dari dunia khususnya Eropa selama kurang lebih 55 tahun. Jadi Korea tidak pernah mengalami masa-masa arsitektur gaya art nouveauart decoBauhaus, atau gaya modern lain sampai pada masa sesudah perang. Periode pasca perang gaya arsitektur Amerika mulai berkembang, antara lain dengan dibangunnya gedung pencakar langit dan apartemen.

Ø Arsitektur Tradisional Korea Selatan
§  한옥 (Hanok)




Hanok adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea yang dipakai untuk membedakannya dengan rumah gaya Barat. Arsitektur Koreamemperhitungkan lokasi rumah dari lingkungan sekelilingnya, khususnya mempertimbangkan keadaan geografi dan musim. Struktur interior juga dirancang berdasarkan lokasi rumah. Prinsip yang disebut Baesanimsu (hangul: 배산임수) secara harfiah mengatur rumah ideal untuk dibangun membelakangi gunung, dan sungai berada di depan rumah. Hanok dibangun menghadap ke timur atau selatanagar cukup mendapat sinar matahari.
Rumah tradisional Korea dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayutanahbatujeramigenting, dan kertas. Tiang-tiang dan kerangka hanok dibuat dari kayu. Tembok pengisi kerangka rumah dibangun dari bata yang dibuat dari campuran tanah dan rumput. Kertas tradisional Korea (hanji) dipasang di rangka jendela, rangka pintu, dan pelapis dinding. Lantai dibuat dari tanah yang dikeraskan atau batu.
Pinggiran atap yang melengkung ke atas disebut cheoma. Panjang cheoma menentukan jumlah sinar matahari yang masuk ke dalam hanok. Berdasarkan perbedaan mencolok di bagian atap, secara garis besar hanok dibagi menjadi dua jenis: giwajip (rumah beratap genting) yang dihuni kalangan atas (yangban) dan chogajip (rumah beratap jerami) yang dihuni kalangan petani. Giwajip dibangun memakai genting (giwa) sehingga biaya pembangunan rumah menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat biasa. Sebaliknya, rakyat biasa tinggal di rumah beratap jerami yang bahan-bahannya mudah didapat. Hanok beratap genting hingga kini masih digunakan sebagai tempat tinggal, sedangkan hanok beratap jerami sudah menjadi bangunan langka.
§  Bagian-bagian lain yang terdapat di dalam area rumah tradisional korea adalah:
1.     Madang (마당) atau halaman rumah.
2.    Haengnangchae ~ hêngnangchê (행랑채) atau bangunan untuk tempat tinggal para pelayan yang berada di dekat pintu masuk.
3.    Gwangchae ~ gwangchê (광채) atau bangunan untuk gudang.
§  Bagian-bagian Hanok (한옥)
1. Cheoma/choma (
처마)
Cheoma/choma (처마) adalah bagian ujung  atap hanok yang melengkung. Choma/choma (처마) merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi hanok karena panjang atau ukuran choma (처마) menentukan jumlah sinar matahari dan angin yang masuk ke dalam rumah atau hanok (한옥).Dengan demikian udara di dalam hanok pada saat musim dingin rumah tetap hangat sementara pada musim panas rumah tetap segar.
Bentuk cheoma yang ujungnya melengkung dengan lembut merupakan salah satu bentuk artistik hanok yang membuat hanok terlihat indah.
2. Bang ()
Bang () adalah ruangan, maksudnya di sini adalah ruang-ruangan yang terdapat di dalam hanok. Ruang-ruangan di dalam hanok dibuat berdasarkan aturan-aturan konfusian yang berkembang di Korea.
Konfusian mengatur pemisahan ruangan di dalam rumah antara ruangan untuk pria yang disebut sarangbang (사랑방) dengan ruangan untuk wanita dan anak-anak anbang (안방)
a. Sarangbang (사랑방)
Sarangbang (사랑방) adalah ruangan untuk kaum pria atau kepala keluarga. Ruangan ini posisinya berada di bagian paling depan bangunan rumah. Di sarangbang (사랑방) inilah kaum pria menerima tamu dan belajar.
Di rumah petani dan rumah rakyat biasa yang ukurannya tidak besar, untuk memisahkan ruangan pria (사랑방) dengan ruangan wanita dan anak-anak (안방) biasanya menggunakan byeongpung/byôngpung (병풍) atau folding screen.
Tetapi rumah kaum bangsawan yang besar biasanya memisahkan bangunan antara bangunan untuk kaum pria dan bangunan untuk kaum wanita dan anak-anak. Bangunan sarangbang (사랑방) yang terpisah ini dengan disebut dengan sarangchae atau sarangchê (사랑채).
Di dalam sarangbang ini terdapat rak buku, meja belajar yang diatasnya tersedia 4 sahabat ruangan pelajar atau yang dikenal dengan munbangsau (문방사우) atau  empat harta karun dalam belajar.Munbangsau (문방사우) ini adalah kertas, kuas, batang tinta dan batang tinta. Dan juga ada folding screen yang berisi lukisan Four Gracious Plants, yaitu plum blossom, chrysanthemum, Orchid dan bambu. Four gracias plants ini disebut dengan sagunja (사군자)

b.    Anbang (
안방)
Anbang (안반) dalah ruangan yang digunakan untuk kaum wanita dan anak-anak. Di sini tidak ada kaum pria termasuk suami sendiri. Ruangan ini digunakan kaum wanita (isteri) untuk beraktifitas dan pada malam hari berfungsi sebagai kamar tidur bersama suaminya.
Di ruangan ini terdapat lemari yang berfungsi sebagai tempat menyimpan buku, dokumen, perlengkapan tidur seperti kasur dan selimut yang bisa dilipat dan disimpan. Di lantai juga ada kaca rias yang disebut gyeongdae/gyôngdê (경대) yang terdapat dalam kotak kecil.
Di dalam rumah yang lebih besar bangunan yang terpisah untuk kaum wanita disebut dengan anchae/anchê (안채).  Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan utama rumah. Di dalam anchê (안채) ini ada ruang yang yang berada di depan anbang yang disebut dengan geonneonbang/ gônnônbang (건넌방).

c.    Sarangdaecheong (
사랑대청)
Daecheong~ dêchông (대청)atau sarangdaecheong (sarangdêchông ~ 사랑대청)adalah ruang terbuka atau bisa juga disebut dengan teras atau koridor yang beratap yang menghubungkan ruangan utama dengan bangunan depan yang menghadap ke halaman. Di sini biasanya digunakan keluarga untuk berkumpul dan mengadakan perayaan khusus seperti pernikahan.

3.  Bueok~buôk (부엌)
Bueok/buôk (부엌) adalah dapur. Posisi dapur lebih rendah sekitar 75 cm – 90cm daripada bangunan utama rumah. Tungku di dapur berfungsi sebagai tempat memasak juga berfungsi sebagai sumber pemanas tradisional (ondol ~ 온돌) bagi rumah-rumah tradisional Korea.
4.  Ondol (온돌)
Ondol (온돌) adalah sistem penghangat atau pemanas tradisional yang terdapat pada hanok. Tungku ondol biasanya terdapat di dapur yang sekaligus digunakan untuk memasak. Tetapi ada juga yang terdapat di bagian belakang rumah.
Di bawah lantai rumah tradisional korea yang lantainya dari kayu dibuat lorong yang digunakan sebagai aliran penghangat rumah pada saat musim dingin. Lorong untuk aliran yang menghangatkan rumah ini berpangkal pada bagian belakang tungku di dapur, menuju bawah lantai ruang keluarga dan kamar. Jadi dengan demikian rumah-rumah tradisional Korea tetap hangat selama musim dingin.
Rumah-rumah tradisional korea di Pulau Jeju tidak dilengkapi dengan pemanas ondol, seperti halnya rumah-rumah yang terdapat di wilayah utara dan tengah. Mereka memperoleh udara hangat pada saat musim dingin dengan cara memanfaatkan panas yang berasal dari dapur.

5.  Sadang (사당)
Sadang (사당), yaitu bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai ruang abu atau ruang altar untuk arwah para leluhur yang sudah meninggal.

6.  Jangdokdae ~ jangdokdê (장독대)
Jangdokdê (장독대) adalah tempayan-tempayan tembikar yang digunakan untuk membuatan kimchi. Jangdokini adalah sebutan untuk onggi (옹기 ~ tempayan tembikar) untuk pembuatan kimchi dan doenjang, gochujang yang terletak di area halaman belakang atau samping rumah. Di Korea ada yang disebut dengan kimjang (김장) yaitu membuat kimchi pada saat musim gugur  untuk persediaan selama musim dngin. Sekarang sih sudah ada lemari es khusus kimchi.

7.  Soseldaemun ~ Soseldêmun (솟을대문)
Soseldêmun (솟을대문) adalah pintu gerbang utama hanok. Biasanya pintu gerbang yang seperti ini terdapat di rumah-rumah bangsawan atau yangban (양반).

§  Model hanok (한옥) berdasarkan geografis Korea
1. Hanok (한옥) model huruf Miem () atau Persegi
Hanok (한옥) model huruf Miem () ini adalah hanok (한옥) yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti bangun bidang persegi, atau huruf Miem () dalam aksara Korea. Hanok (한옥) model ini membantu menghambat atau mengurangi angin dingin masuk ke bagian dalam rumah.
Rumah model huruf miem () ini adalah model rumah yang banyak dimiliki oleh rakyat biasa yang terdapat di wilayah Korea bagian utara dan bagian tengah.

2. Hanok (
한옥) model huruf Giyeok/giyôk () atau Nien () atau  letter L 
Hanok (한옥) model huruf Nien () ini adalah model hanok (한옥) yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti huruf L dalam abjad. Dalam aksara Korea (Hangeul ~ 한글) menyerupai huruf Giyôk () atau huruf Nien ().Rumah model ini adalah model rumah rakyat biasa yang banyak terdapat di wilayah Korea bagian selatan yang lebih hangat.

(From google image)

3. Model huruf  I () atau Letter 1 
Model hanok (한옥) yang seperti huruf I () ini adalah model hanok (한옥) yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti huruf I dalam abjad, atau huruf I () dalam aksara Korea.Rumah ini banyak dimliki oleh  para petani kecil yang terdapat di bagian tengah Korea. Di Pulau Jeju yang udaranya lebih hangat daripada di wilayah utara dan dan wilayah tengah juga banyak rumah yang model huruf I ini.

§  Macam-Macam atau Jenis-Jenis hanok (한옥)
1. Umjib (움집) ~ Dugout Huts
Umjib (움집) adalah tipe rumah tradisional Korea yang berbentuk pondok berdinding jerami atau daun-daunan kering. Model rumah seperti ini sudah ada sejak zaman Neolitikum.Dengan model rumah seperti ini masyarakat Korea pada zaman bisa bertahan menghadapi dinginnya udara musim dingin. Penghangat udara adalah tungku yang terdapat di tengah-tengah pondok.
Rumah model ini (움집) ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat Korea lama sejakzaman tiga kerajaan (삼국 시대~samguk sidê), karena mulai sejak zaman tersebut masyarakat Korea sudah tinggal di rumah model hanok (한옥) yang dikenal sekarang.

2. Gwiteljib (
귀틀집) ~ Log House
Gwiteljib (귀틀집) atau Log House adalah model rumah tradisional Korea yang dibuat dengan cara menyusun atau menumpuk batang-batang kayu secara horizontal, berderet dari bawah sampai ke atas.Untuk mentutupi rongga-rongga di sela-sela kayu, dan melindungi penghuni dari angin dingin, rongga-rongga tersebut dilapisi atau ditutup dengan tanah liat.
Gwiteuljib ini disebut juga dengan bangteuljib (방틀집) atau teulmokjib (틀목집). Rumah tradisional Korea yang seperti ini masih bisa dijumpai di Pulau ulleungdo dan beberapa daerah di daerah provinsi Gangwon.
3. Neowajib (너와집) ~ Shingle Roof House
Neowajib/nôwajib (너와집) adalah jenis rumah tradisional Korea yang atapnya adalah atap sirap atau atap terbuat dari potongan-potongan kayu pinus merah.Ukuran potongan-potongan kayu ini adalah 30 cm x 60 cm dan ketebalan 4 cm atau 5 cm. Kayu yang digunakan adalah kayu pohon pinus merah yang sudah berumur lebih dari 200 tahun.
Potongan-potongan kayu ini disusun dan kemudian dihimpit dengan batu atau kayu pada bagian atasnya. Keuntungan menggunakan atap dari potongan kayu ini adalah udara di dalam rumah tetap hangat pada saat musim dingin dan pada saat musim panas udara di dalam rumah tetap segar. Rumah model ini dulunya banyak terdapat di pegunungan Korea bagian tengah.

4. (초가집) ~ Thatced Roof House 
Chogajib (초가집) adalah rumah tradisional Korea yang atapnya adalah berupa jerami, ilalang atau daun-daunan. Bahan atap yang paling banyak digunakan adalah jerami karena jerami banyak tersedia dan juga jerami menjaga rumah tetap hangat di musim dingan dan sejuk di musim panas.Rumah ini biasanya dimiliki oleh rakyat biasa. Dinding rumah chogajib (초가집) ini terbuat dari tanah dan dipagari oleh batu-batuan.
Di Korea bagian utara yang lebih dingin atap jeram dibuat lebih tebal dan bagian pinggirnya dibuat menggantug leih rendah. Sementara di Korea bagian tengah atau selatan yang lebih hangat, atap dibuat agak lebih tipis daripada di Korea bagian utara.

5. (기와집) ~ Tile Roof House
Giwajib (기와집) adalah rumah tradisional masyarakat Korea yang atapnya terbuat dari genteng. Model rumah ini merupakan tempat tinggal kaum kelas atas seperti kaum bangsawan atau yangban (양반) pada masa Dinasti Joseon/Josôn (조선) berkuasa di semenanjung Korea.
Giwajib (기와집) ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip confusion yang dianut oleh masyarakat Joseon/Josôn (조선). Misalnya memisahkan ruangan antara ruanga kaum pria dengan ruangan kaum wanita dan anak-anak. Rumah model atap genteng atau giwajib (기와집) inilah yang kemudian kita kenal dengan sebutan hanok (한옥).

Ø Arsitektur Modern Korea Selatan
Arsitektur Modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Karakter ini dosinyalir pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke-20 ini.
Sejak tahun 1920, selain sangat signifikan dalam gaya bangunan Arsitektur Modern, juga telah menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Tiga arsitek modern terbesar saat itu adalah Le Cobusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Jerman.
Arsitek Frank Llyod Wright adalah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur modern di Eropa. Melalui karya-karya gedung tingginya yang tersebar, Wright merupakan salah satu dari sekian banyaknya arsitek yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan.

§  Arsitektur Modern (Dongdaemun Desain Plaza, Seoul, Korea Selatan)




Location                            : DONGDAEMUN, SEOUL, SOUTH KOREA
Architect Firm                  Zaha Hadid Architect, Samoo Architect &
 Engineers
Construction Started : April 2009
Inaugurated                : March 21, 2014
Floor Area                        : 85 000 m2

Dongdaemun Desain Plaza, juga disebut DDP, adalah tengara pembangunan perkotaan besar di Seoul, Korea Selatan yang dirancang oleh Zaha Hadid dan SAMOO, dengan desain khas neofuturistic ditandai dengan "kuat, bentuk melengkung struktur memanjang". tengara adalah pusat dari hub Korea Selatan fashion dan tujuan wisata populer, Dongdaemun, menampilkan sebuah taman walkable pada atapnya, besar ruang pameran global, toko ritel futuristik dan bagian dipulihkan benteng Seoul.
DDP telah menjadi salah satu alasan utama untuk penunjukan Seoul sebagai World Design Capital di tahun 2010. Konstruksi dimulai pada tahun 2009 dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 2014. Hal ini secara fisik terhubung ke Seoul Subway melalui Dongdaemun History & Culture Park Station di Jalur 2, 4 dan 5.


Dongdaemun Desain Plaza, yang dirancang oleh arsitek Inggris Irak Zaha Hadid dan Korea studio SAMOO, sebuah pusat informasi desain fashion dengan ruang seminar dan ruang kuliah.


( Design Lab dan pameran Kia Soul di Dongdaemun Desain Plaza & Park )


Ada multi-tujuan convention hall dan sejumlah ruang pameran. Karena berfungsi sebagai platform uji-tempat tidur untuk berbagai produk desain perusahaan serta tempat untuk pertukaran budaya internasional dan kerjasama. 
Dongdaemun History & Culture Park menggantikan Dongdaemun lebih tua bisbol dan sepak bola stadion dan sebelah pasar loak dan PKL. Sebuah kawasan komersial umum dengan area untuk atletik juga ada. Untuk menggantikan mantan Stadion Dongdaemun, stadion bisbol baru sedang dibangun di Gocheok-dong.
The Underground Cultural Plaza memungkinkan akses ke timur dan barat sisi Fashion District Dongdaemun yang membelah di permukaan tanah dengan jalan utama. Menghubungkan ke Euljiro Underground Arcade, serta Dongdaemun History & Culture Park Station. Plaza bawah tanah dimasukkan ke dalam struktur taman desain dan desain plaza. Ini rumah tempat untuk pertunjukan dan pameran.







Sumber: