Good Will Hunting
v Genre: Film drama/Film independen
v Durasi: 2 jam 6 menit
v Tanggal rilis: 2 Desember 1997
(Westwood)
v Sutradara: Gus Van Sant
v Skenario: Matt Damon, Ben Affleck
v Penghargaan: Academy Award untuk
Aktor Pendukung Terbaik, dan lainnya
v Musik digubah oleh:
Elliott Smith, Danny Elfman
v Pemain:
Sinopsis:
Good Will Hunting adalah sebuah film tahun 1997 disutradarai oleh Gus Van Sant mengambil tempat di Boston,
Massachusetts, yang menceritakan kisah Will Hunting, seorang
"prodigy" bermasalah yang bekerja sebagai "janitor" di Massachusetts Institute of Technology meskipun pengetahuannya dalam matematika lebih superior dibanding dengan seluruh orang lain di fakultas
tersebut. Film ini sering kali dibandingkan dengan novel J.D. Salinger The Catcher in the Rye, dan beberapa mengklaim bahwa naskah film ini ditulis berdasarkan
beberapa pengaruh dalam novel tersebut. Protagonis dari film ini juga memiliki kemiripan dengan Srinivasa Ramanujan atau George Dantzig.
Di Film ini Matt
Damon berperan sebagai Will Hunting, yang merupakan seorang anak muda yang
menginjak usia 20 tahun. Dalam kesehariannya Will tampil sebagai seorang yatim piatu
yang miskin dan sederhana dan Will tumbuh menjadi pria yang tidak bisa dekat
dengan orang lain, termasuk dalam urusan wanita. Karena kurangnya kasih sayang
dalam kehidupan Will membentuknya menjadi pribadi tertutup, tidak percaya pada
rasa cinta dan kasih sayang yang diberikan orang lain, dan tempramental. Ia
bekerja sebagai cleaning service di sebuah universitas ternama, MIT
(Massacahussets Institute of Technology). Oleh karena kemiskinannya itu ia
tidak pernah merasakan bangku kuliah, namun demikian Will adalah seorang yang
jenius nan cerdas. Hanya dengan membaca buku saja, kemampuannya sebanding
dengan orang – orang yang mengenyam pendidikan di universitas tempatnya bekerja.
Bahkan Will mampu memecahkan teka – teki teori
matematika yang disayembarakan oleh Prof. Gerald Lambeau (Stellan Skarsgård) di
universitas tersebut.
Itulah yang menyebabkan Prof. Gerald Lambeau (Stellan Skarsgård) terobsesi dengan Will dan ingin memaksakan kehendaknya agar Will bekerja di bidang matematika dan menyebarkan ilmu yang dimilikinya, meski Will sendiri tidak tahu apa tujuan hidup yang ingin dicapainya dan seperti apa ia ingin menjalankan hidupnya. Keadaan Will ini mengingatkan saya bahwa seberapapun pintar, kaya, atau berkuasanya seseorang, bila tidak memiliki tujuan dan memahami eksistensi kehidupannya, maka semua itu akan sia-sia. Kecerdasan, limpahan materi, atau daya kuasa yang besar tanpa tahu apa yang akan dicapai hanya membuat diri terombang-ambing, mudah dipengaruhi orang lain. Dalam kehidupannya, Will memiliki tiga orang sahabat yang biasa menemaninya kemana-mana. Salah satunya adalah Chuckie, yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.
Bersyukurlah tokoh Will ini karena ia dipertemukan
oleh Sean Maguire, psikolog yang kesepian sejak kematian istrinya. Will selalu
mendapat pencerahan di hampir setiap sesi konsultasinya dengan Sean. Tujuan
hidup, cinta, kasih sayang, dan self respect adalah beberapa hal yang
dipelajari Will dari Sean dan sebaliknya, Sean pun selalu berintrospeksi diri
setelah mendengarkan pernyataan atau pertanyaan Will. Salah satu bagian yang
paling saya suka adalah ketika Sean mengatakan jangan pernah mencintai seseorang
karena kesempurnaannya, sebab kita hanya akan kecewa bila ternyata kita tidak
menemukan kesempurnaan yang kita harapkan pada orang yang kita cintai.
Cintailah seseorang karena rasa saling melengkapi di antara ketidaksempurnaan
yang dimiliki. Itulah yang membuat seseorang berarti bagi orang lain. Sean pun
juga belajar dari Will bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini, perjuangan
harus diteruskan dan tidak boleh putus asa.
Film ini menyajikan kisah kasih sayang dan kesetiaan
dalam persahabatan. Chuckie Sullivan (Ben Affleck), teman terdekat Will, ingin
melihat sahabatnya ini sukses dan tidak mengikuti jejaknya yang hanya menjadi
pekerja kasar tanpa masa depan cerah karena tidak memiliki kemampuan apa-apa.
Will adalah orang yang spesial, sangat jenius, sehingga ia tidak boleh
menyia-nyiakan hidup dan berkat yang dimiliknya. Chuckie sangat yakin dan
percaya bahwa masa depan cemerlang menanti Will.
Setelah menonton film ini, saya mendapatkan satu scene
yang mengungkapkan siapa sebenarnya tokoh Will. Secene tersebut adalah pada
saat sesi konsultasi antara Sean dan Will, di mana Sean mengucapkan kalimat
"It's not your fault". Adegan tersebut merupakan momen kunci
di mana dinding yang selama ini memisahkan kehidupan Will dari kebahagiaan,
dinding yang membekukan hati Will, dinding yang menjadi tempat berlindung Will
ketika ia lari dari kehidupan, dan kini dengan satu kalimat "it's not
your fault", dinding itu runtuh, membebaskan Will dari sisi gelap
hidupnya.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Good_Will_Hunting
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Good_Will_Hunting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar