Jumat, 29 Maret 2019

Konservasi Arsitektur: Menara Syahbandar, Jakarta (BAB I)


KONSERVASI ARSITEKTUR: Menara Syahbandar, Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN



1.1      Latar Belakang Sejarah

“Dari sinilah kapal yang akan berlabuh diamati dan diberi tanda", demikian tulis Adolf Heuken dalam buku Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta.


Gambar 1. Menara Syahbandar
Sumber : Pribadi, Maret 2019


Menara Syahbandar disebut juga Uitkljk, Uitkijk Post berada di tepi barat muara Ciliwung, tepatnya terletak di Jl. Pasar Ikan No.1, Jakarta. Menara ini dibangun sekitar tahun 1839.
Menara ini disebut sebagai De Uitkijk atau menara peninjau, karena menara ini memantau seluruh wilayah baik ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa dan laut lepas di sebelah utara maupun ke arah Kota Batavia di sebelah selatannya dan juga karena Menara Syahbandar (Uitkijk) didirikan menggantikan tiang bendera lama yang berlokasi di Galangan Kapal VOC. Fungsi dari tiang bendera ini adalah untuk memberikan tanda-tanda kepada kapal yang akan berlabuh di Sunda Kelapa, tetapi sekaligus sebagai menara pengawas, baik wilayah laut maupun darat. 


Gambar 2. Lokasi Menara Syahbandar
Sumber : Google Map


Gambar 3. Foto Plank Nama menara Syahbandar
merupakan bagian dari Museum Bahari
Sumber : Google Map


Bicara soal Menara Syahbandar, maka tak bisa lepas dari Bastion Culemborg. Bastion atau kubu pertahanan ini dibangun jauh lebih dulu yaitu tahun 1645 dan merupakan bagian dari tembok Kota Batavia. Culemborg tak lain nama kota kelahiran Gubernur Jenderal van Diemen (1593-1645). Di dalam kubu inilah Menara Syahbandar dibangun. Tembok tebal yang merupakan sebuah bastion itu menyatu pada tembok pertahanan Kota Batavia tempo dulu. Pada tembok kokoh itu bersandar dua buah meriam kuno masa lalu. kubu ini menghadap ke arah barat laut Kota Batavia, merupakan pintu masuk Kota Batavia dari laut (Waterpoort). Pada tahun 1808, kubu ini dihancurkan oleh Gubernur Jenderal Daendels, kemudian di atasnya didirikan bangunan menara pengawas yang dikenal juga dengan menara Syahbandar pada tahun 1839.


Gambar 4. Bastion, benteng pertahanan dengan warna kuning pada peta
Sumber: TheCO_ Konservasi Arsitektur _ Menara Syahbandar.html

Sebagai bagian dari perbentengan Belanda, di sinilah letak pintu masuk lorong bawah tanah yang menuju ke Stadhuis (sekarang Museum Sejarah Jakarta) dan Benteng Frederik Hendrik (sekarang Mesjid Istiqlal). Di puncak menara terdapat jendela di empat sisi, untuk mempermudah pengawasan ke segala penjuru. Pada masanya, Menara Syahbandar pernah menjadi bangunan tertinggi di Batavia. Menara Syahbandar tingginya 40 meter untuk mencapai puncaknya terdapat sebuah tangga khusus. Pada tahun 1839 didirikan menara baru sebagai pengganti menara yang lama. Menara ini kemudian direnovasi bersamaan dengan pemugaran bangunan gudang-gudang yang dijadikan Museum Bahari. Sebelum dipugar pernah dijadikan Kantor Komseko (Komando Sektor Kepolisian) dan pernah pula digunakan sebagai Kantor Museum Bahari.






Gambar 5. Menara Syahbandar sebagai menara pemantau pada masa keemasannya

Menara Syahbandar yang berfungsi sebagai menara pengintai ini juga pernah difungsikan sebagai stasiun meteorologi. Karena dibangun di atas bangunan lain (sebagian Bastion Culemborg), pada kondisi tanah rawa yg labil, lama-kelamaan bangunan bersejarah ini menjadi miring ke arah selatan, sehingga akhirnya dikenal sebagai Menara Miring. Dahulu, apabila berada di ruang paling atas dan sedang bertiup angin kencang atau mobil melintas kencang dibawahnya, menara tersebut akan terasa bergoyang-goyang, sehingga dinamakan juga "Menara Goyang". 
Di dalam Menara Syahbandar dapat disaksikan sebuah peninggalan masa silam yang unik, berbentuk lempengan batu bertuliskan huruf Cina, diduga merupakan titik meridian atau titik pusat Kota Batavia. Huruf Cina tersebut berbunyi: Batas Titik. Oleh Gubernur Jakarta pada waktu itu Ali Sadikin pada 7 Juli tahun 1977 ditempatkanlah tugu nol kilometer disini hal ini dapat dilihat pada tugu peresmian yang berada di halaman. Hal ini dapat dilihat dari tulisan P126, yang merupakan titik meridian (pertemuan garis bujur dan garis lintang) Kota Jakarta. Selain itu, tugu ini juga didirikan tepat pada ketinggian 0 meter dari permukaan laut. Hal ini menyatakan bahwa para pedagang Cina di Batavia ikut berbela-sungkawa atas meninggalnya Kaisar Pu Yi di Cina.


Gambar 6. Titik nol
Sumber: matah ati


Gambar 7.Tugu peresmian oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin
Sumber: Pribadi, Maret 2019


Gambar 8. Menara Syahbandar merupakan bangunan tertinggi pada
waktu itu, sehingga sangat tepat dijadikan menara pengawasan.
Sumber: Pribadi, Maret 2019

Setelah pelabuhan Tanjung Priok dibangun pada tahun 1886, fungsi menara ini mulai berkurang. Pada tahun 1926 sampai dengan 1967, menara ini berfungsi sebagai Kantor Syahbandar Pelabuhan Pasar Ikan. Setelah pelabuhan Sunda Kelapa diresmikan pada tahun 1967, maka menara ini tidak lagi dijadikan kegiatan pelabuhan.






Sumber:
Google Map.com
TheCO_ Konservasi Arsitektur _ Menara Syahbandar.html
matah ati.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar