Selasa, 24 Mei 2016

Tulisan mengenai Materi IBD "Facing the Giants"

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
Kaitannya antara film “Facing the Giants” dengan materi IBD tentang manusia dan  yaitu karena film ini mengisahkan tentang bagaimana seorang pelatih tim football SMA Siloh bernama Grant Taylor mengatasi berbagai masalah dan tekanan hidup yang bertubi-tubi menimpanya. Sebagai seorang pelatih, Grant Taylor dapat dikatakan gagal membawa tim yang sudah dilatihnya selama 6 tahun untuk berprestasi. Dalam situasi terburuknya, grant dihadapkan pada hengkangnya salah satu pemain andalan di dalam tim ke tim sekolah lawan, hilangnya kepercayaan pengurus sekolah kepada dirinya, dan juga rendahnya moral bertanding dari tim yang dipimpinnya. Dari sisi kehidupan pribadi, Grant yang tinggal bersama sang istri juga menghadapi berbagai masalah, diantaranya kurang tercukupinya kebutuhan hidup mereka dan yang paling penting adalah ambisi besar sang istri untuk segera hamil dan memiliki anak.
Di tengah-tengah keputusasaannya dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup, Grant Taylor pada akhirnya bertemu dengan seorang lelaki tua yang secara rutin datang ke ruang loker sekolah dan berdoa di sana. Pertemuan Grant dengan lelaki tersebut mengingatkan kembali Grant pentingnya makna kehidupan dan keyakinan kepada kekuatan Tuhan. Grant kemudian menenangkan kembali dirinya dengan kembali kepada ajaran agama yang diyakininya.
Keesokan harinya, Grant Taylor memperoleh ilham mengenai cara meningkatkan prestasi tim football yang dipimpinnya. Setelah melakukan perenungan, Grant Taylor menetapkan visi dan misi tim football yang dilatihnya adalah untuk “mengagungkan Tuhan”. Berbekal visi dan misi yang baru, ia perlahan tetapi pasti berhasil meningkatkan kembali motivasi seluruh anggota tim. Salah satu adegan yang menandainya adalah saat ia meminta Brock yang merupakan anggota tim paling berpengaruh untuk melakukan “death crawl” yaitu berjalan merangkak dengan menggendong seorang teman di punggung. Brock pada awalnya diminta untuk melakukan death crawl dengan mata tertutup sejauh 50 yard. Akan tetapi, Grant dengan sengaja meminta Brock untuk terus melakukannya sampai jauh di atas target yang ditetapkan. Akhirnya, Brock berhasil membuktikan bahwa ia mampu melakukan death crawl dari sepanjang lapangan. Pada adegan ini terlihat bahwa Grant berhasil menunjukkan kepada timnya bahwa mereka mampu melakukan hal-hal yang jauh di atas kemampuan mereka saat ini. Ia mampu menunjukkan bahwa potensi mereka jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. death crawl death crawl death crawl Filosofi dan keyakinan Grant ini pada akhirnya tidak hanya berpengaruh pada tim football yang dipimpinnya. Berkat pengaruh positif darinya, ia bahkan mampu membuat anggota tim yang semula termasuk murid nakal dan tidak berprestasi menjadi bersemangat belajar dan berprestasi di kelas. Bahkan, ia berhasil membuat salah seorang anggota tim yang selalu membangkang ayahnya menjadi insyaf dan kembali menghormati dan menghargai sang ayah. Perjuangan, Keberanian, dan Keyakinan
Singkat cerita, berkat visi dan misi serta semangat baru, tim football yang dipimping Grant berhasil bangkit di kompetisi dan meraih kemenangan beruntun. Film ini berakhir bahagia, dimana selain berhasil membawa timnya juara, Grant juga mendapatkan berkah dari Tuhan yaitu kehamilan istrinya. Pelajaran buat kita Film ini sangat cocok ditonton oleh seluruh anggota keluarga, dimana banyak sekali pelajaran berharga tentang Perjuangan hidup, Kebangkitan setelah mengalami kegagalan dan keterpurukan, Keberanian untk melakukan sesuatu di luar zona nyaman, dan Keyakinan atas kemampuan diri sendiri serta kebesaran Tuhan yang mampu melakukan apa saja. Melalui film ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa dalam hidup, terkadang kita butuh untuk berhenti sejenak dan kembali memikirkan dan merenungkan tujuan sebenarnya yang ingin kita capai. Berhenti sejenak bukan berarti menyerah, berhenti sejenak berarti merenungi pelajaran berharga apa yang dapat diambil dari kegagalan yang terjadi untuk kembali menemukan tujuan sejati hidup ini. Melalui film ini kita juga dapat belajar bahwa dalam hidup ini, kita harus yakin bahwa kita bisa melakukan sesuatu jauh lebih baik daripada apa yang sudah kita lakukan saat ini. Terakhir, pelajaran terpenting dari film ini adalah bagaimana kita sebagai hamba Tuhan harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan melakukan yang terbaik untuk kita setelah kita mengerahkan seluruh kemampuan kita atau yang biasa kita sebut dengan tawakal. Setelah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, maka biarkanlah kuasa Tuhan mewujudkan hal tersebut.



Minggu, 22 Mei 2016

Resensi Film "Facing the Giants"

Facing the Giants


Facing the Giants adalah sebuah film drama Kristen dari Amerika Serikat tahun 2006. Alex Kendrick adalah sutradara dan sekaligus pemeran utama. Pemeran pendukung meliputi para sukarelawan dari Sherwood Baptist Church, dan film ini adalah film kedua yang diproduksi oleh Sherwood Pictures. Syuting film dilakukan di Albany, Georgia. Film ini mengisahkan petualangan tim sepak bola Amerika pada suatu sekolah menengah atas dari sudut pandang orang Kristen. Film ini dirilis dalam bentuk DVD pada awal tahun 2007 dan ditayangkan pertama kalinya di televisi pada tanggal 21 September 2008 pada Trinity Broadcasting Network.
Film ini menceritakan kehidupan seorang pelatih american football di sebuah SMU kristiani (Shiloh eagles) bernama Grant Taylor (Alex Kendrick). Selama 6 tahun kepelatihannya, sekolah ini belum pernah memenangi sebuah musim kompetisi. Bahkan dalam beberapa pertandingan terakhir selalu berakhir dengan kekalahan. Hal ini menyebabkan pihak sekolah mulai meragukan kemampuannya melatih dan ingin menggantikan posisinya dengan orang lain. Selain itu, dia ia mengalami berbagai masalah dalam hidupnya, mulai dari mobil yang sering mogok, gaji yang pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dia divonis susah memiliki anak oleh dokter, dan tentunya karir kepelatihannya yang terancam berakhir.
Di tengah kebingungan dan ketakutannya menghadapi masalah-masalah nya itu, dia datang kepada Tuhan. Dia menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Selain itu dia mengubah semua filosofi tim nya termasuk filosofi hidupnya, yaitu apa yang dilakukan tidak lagi berfokus pada dirinya sendiri, melainkan 100% berfokus pada Tuhan, dalam segala hal, dengan apa yang dapat dilakukan, dengan apa yang dimiliki. Perjalanan spiritual yang terjadi dalam dirinya dan keberanian untuk percaya dengan Tuhan membuatnya mampu membuat semangat baru di tim nya.


Singkat cerita, berkat visi dan misi serta semangat baru, tim football yang dipimpin Grant berhasil bangkit di kompetisi dan meraih kemenangan beruntun. Timnya bahkan di luar dugaan mampu menembus babak play-off , walaupun pada pertandingan pamungkas tersebut harus menelan kekalahan pahit dari tim lawan. Ajaibnya, di tengah rasa kecewa yang mendalam akibat kekalahan di babak play-off, Tim football yang dipimpin Grant tetap bisa mempertahankan mental mereka. Sebagaimana semboyan mereka, “God, If we win we’ll praise you, if we lose, we’ll praise you”. Ternyata, keajaiban dari Tuhan terjadi, tim lawan mereka di babak play-off didiskualifikasi karena memasang pemain di luar ketentuan umur yang diijinkan. Tim football pimpinan Grant akhirnya diberikan dinyatakan menang dan berhak masuk ke final tingkat Negara bagian melawan tim Giant. Pada pertandingan melawan tim Giant, Tim football pimpinan Grant ternyata menghadapi lawan yang sangat sulit.

Tim Giant merupakan juara bertahan tiga tahun berturut turut dengan jumlah anggota tim yang 3 kali lipat lebih banyak dan kuat. Pada saat itu, mental dan keyakinan tim benar benar diuji. Berbekal keyakinan untuk memberikan yang terbaik, mereka akhirnya dapat bangkit mengejar ketertinggalan skor dalam pertandingan. Perlahan tapi pasti mereka berhasil mendekati perolehan skor tim lawan. Sampai akhirnya, pertandingan harus ditentukan pada tendangan seorang david yang merupakan penendang cadangan dan tidak berpengalaman di detik-detik terakhir pertandingan. Keajaiban kembali datang, berbekal keyakinan untuk melakukan hal yang di luar kemampuannya, David ternyata berhasil menendang bola melewati gawang dan mencetak skor kemenangan untuk timnya. Akhirnya, untuk pertama kalinya dalam satu dekade, tim football SMA Siloh berhasil memenangkan kejuaraan. Film ini berakhir bahagia, dimana selain berhasil membawa timnya juara, Grant juga mendapatkan berkah dari Tuhan yaitu kehamilan istrinya. Selain itu, ia juga memperoleh kenaikan gaji dan perlahan tapi pasti keluarga mereka dapat memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

Film ini sangat cocok ditonton oleh seluruh anggota keluarga, dimana banyak sekali pelajaran berharga tentang Perjuangan hidup, Kebangkitan setelah mengalami kegagalan dan keterpurukan, Keberanian untk melakukan sesuatu di luar zona nyaman, dan Keyakinan atas kemampuan diri sendiri serta kebesaran Tuhan yang mampu melakukan apa saja.Melalui film ini kita juga dapat belajar bahwa dalam hidup ini, kita harus yakin bahwa kita bisa melakukan sesuatu jauh lebih baik daripada apa yang sudah kita lakukan saat ini. Kita harus yakin bahwa Tuhan sudah memberikan kita kemampuan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa. Kita juga harus yakin dan berani untuk melangkah keluar dari zona nyaman kita dan melakukan hal-hal yang kita inginkan. Terakhir, pelajaran terpenting dari film ini adalah bagaimana kita sebagai hamba Tuhan harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan melakukan yang terbaik untuk kita setelah kita mengerahkan seluruh kemampuan kita atau yang biasa kita sebut dengan tawakal. Setelah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, maka biarkanlah kuasa Tuhan mewujudkan hal tersebut. Seperti kata pepatah, “Let us do our best, and God do the rest”