Selasa, 12 Februari 2019

Kritik Arsitektur Deskriptif : Arsitektur Museum Tsunami Aceh


Kritik Arsitektur Deskriptif : Arsitektur Kontemporer
Konsep Arsitektur Kontemporer  dalam Arsitektur Museum Tsunami Aceh

oleh:
Irna Yulyanda Putri




Abstrak
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi di masa sekarang. Dalam buku Indonesian Architecture Now , karya Imelda Akmal, digambarkan karya-karya arsitektur yang kontemporer yang terdapat di Indonesia. Karya ini dibangun dalam satu dasawarsa terakhir dan cukup menggambarkan trend arsitektur dalam negeri. Trend yang berkembang dalam satu dasawarsa terakhir didominasi oleh pengaruh langgam Arsitektur modern yang memiliki kesamaan ekspresi dengan karya arsitektur modern dari belahan dunia barat di dekade 60-an. Karya-karya arsitektur kontemporer Indonesia memiliki kesamaan dengan karya Mies van de Rohe, Wassily karya Marcel Breuer atau kursi B306 chaise-lounge karya Le Corbusier dan lounge chair karya Charles Eames.
Dengan menggunakan metode kajian pustaka dan pengumpulan data, kita akan melihat konsep Arsitektur kontemporer yang ada pada Museum Stunami Aceh dimulai dari Bentuk Bangunan, Gubahan ekspresif dan dinamis, Konsep ruang, Harmonisasi ruang luar dan ruang dalam, fasad, dan lain sebagainya.
Kata Kunci: Arsitektur Kontemporer, Museum Stunami Aceh

BAB 1 Pendahuluan
Arsitektur ini berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh sekumpulan arsitek Bauhaus School of Design, Jerman yang merupakan respon terhadap kemajuan teknologi dan berubahnya keadan sosial masyarakat akibat perang dunia. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden).
Istilah kontemporer sama artinya dengan modern yang kekinian, tapi dalam desain kerap dibedakan. Kontemporer menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru. Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan warna-warna netral dengan tampilan yang bersih. Dalam desainnya banyak diterapkan penggunaan bahan-bahan natural dengan kualitas tinggi seperti sutera, marmer dan kayu. Untuk desain interiornya, misalnya lantai, ditampilkan dengan kesan ringan melaui penggunaan keramik putih, lantai batu atau kayu atau penggunaan karpet berwarna lembut dan simple. Pengolahan dinding dengan warna-warna netral (krem, putih bersih dan abu-abu) atau diolah unfinished dengan media semen plester atau bata ekspos. Untuk penutup jendela banyak ditemui penutup dari jenis blinds atau tirai yang simple. Furniture pun tampil dengan bentuk fungsional dan praktis dengan banyak mengeksplorasi dari kayu, kaca, kulit, krom, stainless steel dan besi.
          Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden). Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai. Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk disain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer atau etnik kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian. Disain-disain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif biasa juga disebut sebagai disain yang kontemporer. Misalnya, dekonstruksi, post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya, menampilkan gaya arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang diacak tak teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak beraturan di permukaan kubus.
Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Pewrmainan warna dan bentuk menjadi modal memciptalkan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami yang bertekstur khas, seperti kayu. Untuk menciptakan gaya kontemporer, tak harus dengan material baru. Jenis material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada kajian ini adalah metode pengumpulan data dan metode kritik arsitektur deskriptif. Pengumpulan data dilakukan untuk melengkapi kajian pustaka yang ada meliputi data tentang Arsitektur Kontenporer. Untuk metode kritik arsitektur deskriptif  dibanding metode kritik lain metode kritik deskriptif tampak lebih nyata (faktual), deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota, lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan, lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya, tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.



BAB 2 Kajian Pustaka
§  Sejarah Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer tidak muncul secara tiba-tiba, gaya arsitektur ini didasari oleh semangat perubahan yang berakar dari revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri mengakibatkan munculnya tipologi bangunan baru yang sebelumnya belum pernah ada, seperti tipologi pabrik, gudang, dan sebagainya. Revolusi industri juga mengakibatkan adanya material dan teknik baru dalam arsitektur. Arsitektur kontemporer muncul karena kebutuhan akan gaya baru pada masa tersebut kemudian terus berkembang ke era art dan craft, yaitu situasi masyarakat mulai jenuh dengan fabrikasi dan melakukan gerakan sosial craftmanship. Arsitektur kontemporer berlanjut ke era perkembangan seni, seperti kubisme, futurisme, dan neoplastisisme. Arsitektur kontemporer semakin lama semakin berkembang sesuai dengan keadaan dunia yang tidak ingin terpaku pada aturan-aturan klasik lagi.

§  Pengertian Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi di masa sekarang. Dalam buku Indonesian Architecture Now , karya Imelda Akmal, digambarkan karya-karya arsitektur yang kontemporer yang terdapat di Indonesia. Karya ini dibangun dalam satu dasawarsa terakhir dan cukup menggambarkan trend arsitektur dalam negeri. Trend yang berkembang dalam satu dasawarsa terakhir didominasi oleh pengaruh langgam Arsitektur modern yang memiliki kesamaan ekspresi dengan karya arsitektur modern dari belahan dunia barat di dekade 60-an. Karya-karya arsitektur kontemporer Indonesia memiliki kesamaan dengan karya Mies van de Rohe, Wassily karya Marcel Breuer atau kursi B306 chaise-lounge karya Le Corbusier dan lounge chair karya Charles Eames. Arsitektur kontemporer telah diakui sebagai salah satu pendekatan dalam merancang secara internasional sehingga banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai definisi dari arsitektur kontemporer, di antaranya sebagai berikut;
1.    Konnemann, World of Contemporary Architecture XX “Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha menciptakan suatu keadaan yang nyata-terpisah dari suatu komunitas yang tidak seragam.”
2.     Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996) “Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur tercakup di dalamnya”
3.    L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964) “Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran arsitektur. Arsitektur kontemporer AR 2211 | Teori Desain Arsitektur 2 mulai muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah perang dunia.”

§  Perkembangan Arsitektur Kontemporer
Schimbeck menyatakan bahwa arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus mampu memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini. Seorang kritikus arsitektur Charles Jenks pun mulai memperkenalkan suatu metode perancangan untuk mengembangkan arsitektur yang dinamakan dengan arsitektur ‘bersandi ganda’ (double coded), teori inilah yang menjadi cikal bakal arsitektur kontemporer, dimana gagasan ini bergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi periode tertentu.
Di Indonesia arsitektur kontemporer, yang ditolak ukur dalam satu dasawarsa terakhir memiliki dominiasi oleh pengaruh langgam arsitektur modern. Secara garis besar arsitektur kontemporer memiliki aspek kekinian yang tidak terikat oleh beberapa konsep konvensional. Menurut Gunawan, E. indikasi sebauh arsitektur disebut sebagai arsitektur kontemporer meliputi 4 aspek, yaitu:
1.    Ekspresi bangunan bersifat subjektif,
2.    Kontras dengan lingkungan sekitar,
3.    Bentuk simple dan sederhana namun berkesan kuat,
4.     Memiliki image, kesan, gambaran, serta penghayatan yang kuat


§  Ciri dan Prinsip Arsitektur Kontemporer
Berikut prinsip Arsitektur Kontemporer menurut Ogin Schirmbeck :
1.    Bangunan yang kokoh
2.    Gubahan yang ekspresif dan dinamis
3.    Konsep ruang terkesan terbuka
4.    Harmonisasi ruangan yang menyatu dengan ruang luar,
5.    memiliki fasad transparan
6.    Kenyamanan Hakiki
7.    Eksplorasi elemen lansekap area yang berstruktur.


§  Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer

No.
Prinsip Arsitektur Kontemporer
Strategi Pencapaian
1.
Gubahan yang ekspresif dan dinamis
Gubahan massa tidak berbentuk formal (kotak) tetapi dapat memadukan beberapa bentuk dasar sehingga memberikan kesan ekspresif dan dinamis
2.
Konsep ruang terkesan terbuka
Penggunaan dinding dari kaca, antara ruang dan koridor (dalam bangunan) dan optimalisasi bukaan sehingga memberikan kesan bangunan terbuka dan tidak masiv
3.
Harmonisasi Ruang Luar dan dalam
Penerapan courtyard sehingga memberikan suasana ruang terbuka di dalam bangunan Pemisahan ruang luar dengan ruang dalam dengan menggunakan perbedaan pola lantai atau bahan lantai.
4.
Memiliki fasad yang transparan
Fasad bangunan menggunakan bahan transparan memberikan kesan terbuka, untuk optimalisasi cahaya yang masuk ke ruang sekaligus mengundang orang untuk datang karena memberikan kesan terbuka
5.
Kenyamanan Hakiki
Kenyamanan tidak hanya dirasakan oleh beberapa orang saja (mis : orang normal) tetapi juga dapat dirasakan oleh kaum difabel. Misalnya penggunaan ramp untuk akses ke antar lantai.
6.
Eksplorasi Elemen Lansekap
Mempertahankan vegetasi yang kiranya dapat dipertahankan yang tidak mengganggu sirkulasi diluar maupun dalam site. Penerapan vegetasi sebagai pembatas antara satu bangunan dengan bangunan lain. menghadirkan jenis vegetasi yang dapat memberikan kesan sejuk pada site sehingga semakin menarik perhatian orang untuk datang.
7.
Bangunan yang kokoh
Menerapkan sistem struktur dan konstruksi yang kuat serta material modern sehingga memberi kesan kekinian




BAB 3 Pembahasan
·      Museum Tsunami Aceh

                                      
Gambar 3.1  Museum Tsunami Aceh
Sumber:www.google.com

Museum tsunami adalah sebuah museum yang dirancang oleh salah satu arsitek terkenal Indonesia yaitu Ridwan Kamil. Museum ini merupakan salah satu cara untuk mengenang kejadian tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Museum Tsunami Aceh diresmikan pada tahun 2009. Bangunan ini menyerupai sebuah kapal yang memiliki cerobong besar ditengah bangunan dan menggunakan material kaca yang ditutup oleh secondary skin yang merupakan salah satu ciri khas dari arsitektur kontemporer.

Berikut ruang-ruang utama yang ada di Museum Tsunami Aceh:
1.  Ruang Renungan
Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang di ibaratkan gemuruh tsunami yang pernah terjadi di masa silam.


Gambar 3.2  Ruang Renungan
Sumber:www.google.com
2.  Memorial Hill
Setelah berjalan melewati Lorong Tsunami, pengunjung akan memasuki Ruang Kenangan (Memorial Hall). Ruangan ini memiliki 26 monitor sebagai lambang dari kejadian tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember 2004. Setiap monitor menampilkan gambar dan foto para korban dan lokasi bencana yang melanda Aceh pada saat tsunami sebanyak 40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide. Gambar dan foto ini seakan mengingatkan kembali kenangan tsunami yang melanda Aceh atau disebut space of memory yang tidak mudah untuk dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari kejadian tersebut.


Gambar 3.3  Memorial Hill
Sumber:www.google.com

3.  Ruang “The Light of God”
Setelah melewati ruang memorial hill, anda akan memasuki ruang "The Light of God", yaitu sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang-remang. Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi arab berbentuk tulisan ALLAH. Pada dinding-dinding ruangan ini dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan ini mengandung nilai-nilai Religius yang merupakan cerminan hubungan manusia dengan sang pencipta / Allah. Ruangan berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki kurang lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya.


Gambar 3.4  Ruang “The Light of God”
Sumber:www.google.com

4.  Lorong Cerobong
Setelah Sumur Doa, pengunjung akan melewati Lorong Cerobong (Romp Cerobong) menuju Jembatan Harapan. Lorong ini sengaja didesain dengan lantai yang bekelok dan tidak rata sebagai bentuk filosofi dari kebingungan dan keputusasaan masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun 2004 silam, kebingungan akan arah tujuan, kebingungan mencari sanak saudara yang hilang, dan kebingungan karena kehilangan harta dan benda, maka filosofi lorong ini disebut Space of Confuse. Lorong gelap yang membawa pengunjung menuju cahaya alami melambangkan sebuah harapan bahwa masyarakat Aceh pada saat itu masih memiki harapan dari adanya bantuan dunia untuk Aceh guna membantu memulihkan kondisi fisik dan psikologis masyarakat Aceh yang pada saat usai bencana mengalami trauma dan kehilangan yang besar.

5.  Jembatan Harapan
Lorong cerobong membawa pengunjung ke arah Jembatan Harapan (space of hope). Disebut jembatan harapan karena melalui jembatan ini pengunjung dapat melihat 54 bendera dari 54 negara yang ikut membantu Aceh pasca tsunami, jumlah bendera sama denga jumlah batu yang tersusun di pinggiran kolam. Di setiap bendera dan batu bertuliskan kata „Damai dengan bahasa dari masing-masing negara sebagai refleksi perdamaian Aceh dari peperangan dan konflik sebelum tsunami terjadi. Dengan adanya bencana gempa dan tsunami, dunia melihat secara langsung kondisi Aceh, mendukung dan membantu perdamaian Aceh, serta turut andil dalam membangun (merekontruksi) Aceh setelah bencana terjadi.


Gambar 3.5  Jembatan Harapan
Sumber:www.google.com


6.  Ruang Multimedia
Pada Lantai dua museum, merupakan akses ke ruang-ruang multimedia seperti ruang audio dan ruang 4 dimensi "tsunami exhibition room", ruang pre-tsunami, while stunami, dan post-tsunami.



Gambar 3.6  Ruang Multimedia
Sumber:www.google.com

7.  Ruang Geologi, Perpustakaan, Souvenir
Kemudian lantai 3 Museum ini tersedia beberapa fasilitas-fasilitas seperti ruang geologi, perpustakaan, musalla, dan souvenir. Pada ruang geologi, anda dapat memperoleh informasi mengenai bencana yaitu tentang bagaimana gempa dan tsunami terjadi, melalui penjelasan dari beberapa display dan alat simulasi yang terdapat dalam ruangan tersebut.

8.   Ruang Penyelamatan.
Tingkat akhir Gedung Museum Tsunami Aceh, berfungsi sebagai tempat penyelamatan darurat / Escape building apabila terjadi tsunami lagi di masa yang akan datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep keselamatan dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat dibutuhkan saja.

Bangunan Museum Tsunami Aceh akan di kaji melalui 7 prinsip arsitektur kontemporer menurut Schirmbeck:

Tabel 5. Kajian Museum Tsunami Aceh
No.
Prinsip Kontemporer
Kenyataan
Gambar
1.
Bangunan kokoh

Bangunan terlihat kokoh menyerupai bentuk kapal

2.
Gubahan
ekspresif dan
dinamis

Gubahan massa berasal dari bentuk kapal dan tidak kaku (berbentuk oval)

3.
Konsep ruang
terkesan terbuka
Pada lantai dasar
merupakan area terbuka dan dijadikan area komunal sehingga dapat
menyatu dengan ruang luar

4.
Harmonisasi
ruang luar dan
ruang dalam
Pada lantai dasar
terdapat jembatan yang dibawahnya terdapat air, sehingga memberikan kesan sedang berada
dialam terbuka.

5.
Memiliki fasad
yang transparan
Museum tsunami
menggunakan fasad
yang terbuat dari kaca yang kemudian diberi secondary skin

6.
Kenyamanan
Hakiki
Pada pintu masuk
menggunakan ramp
sehingga ramah bagi
kaum difabel. Menonjolkan
penggunaan beton
sebagai bahan utama
sehingga memberikan
kesan kejujuran



7.
Eksplorasi
elemen lansekap
-    Lansekap
Mengoptimalkan penggunaan vegetasi.
-    Pada bagian atap
Bangunan menggunakan roof
garden yang dapat dijadikan area komunal












BAB 4 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Museum tsunami Aceh merupakan salah satu cara untuk mengenang kejadian tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Museum Tsunami Aceh diresmikan pada tahun 2009. Bangunan ini menyerupai sebuah kapal yang memiliki cerobong besar ditengah bangunan dan menggunakan material kaca yang ditutup oleh secondary skin yang merupakan salah satu ciri khas dari arsitektur kontemporer. Dimana dari bagian Bangunan, Gubahan, Konsep Ruang, Fasad serta Eksplorasi Lansecap menggunakan Prinsip Arsitektur Kontemporer.





Daftar Pustaka

·         Hilberseimer, L. (1964). Contemporary architecture: its roots and trends. Chicago: Chicago, P. Theobald.
·         Sumalyo, Y. (1997). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
·         Hilberseimer, L. (1964). Comtemporary Architects 2 .
·         Schirmbeck, E. (1988). Gagasan, Bentuk, Dan Arsitektur. Prinsip-Prinsip Perancangan Dalam.
·         Gunawan, E. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco Dalam Arsitektur Kontemporer. Manado: Universitas Sam Ratulangi.